Militer AS disinyalir telah mempersiapkan keadaan waspada pada serangan tersebut. Pasalnya, tak kurang dari 100 personil diancam melalui sebuah situs.
Tak hanya rentetan nama, ada pula alamat lengkap yang terhimpun dalam situs tersebut. Data-data itu diduga diperoleh setelah tim ISIS meretas pusat penyimpanan data militer AS.
Nama-nama yang diancam adalah personil yang berpartisipasi dalam misi AS untuk menyerang ISIS. Selain daftar nama dan alamat, adapula tautan ke grup ISIS dan seruan agar para personil yang namanya tertera segera dibunuh.
Menurut seorang sumber, nama-nama personil yang terdaftar telah dihubungi untuk konfirmasi terkait pencantuman namanya.
Saat dikonfirmasi ihwal peneroran ini, perwakilan pertahanan AS belum bisa berkomentar banyak. "Saya tak bisa mengkonfirmasi kebenaran informasi tersebut, tapi kami sedang menginvestigasi hal ini," katanya.
Sementara itu, Juru bicara Korps Marinir AS Letkol John Caldwell mengatakan bakal terus menjunjung keamanan bagi para personil militer. "Pertimbangan kewaspadaan dan perlindungan tenaga tetap menjadi prioritas bagi komandan dan semua personil," katanya.
Korps Marinir juga menghimbau agar para personil mengecek kembali jejak sosialnya di ranah maya dan memastikan tak menyebar informasi-informasi pribadi.
Sebelumnya, diketahui ISIS memang kerap melancarkan misinya lewat ranah maya. Awal Maret lalu ditemukan tak kurang dari 46.000 akun Twitter yang berafiliasi dengan ISIS. Mengetahui ini, Twitter pun menghapus akun-akun tersebut. Namun kemudian perusahaan berlogo burung tersebut menerima ancaman pembunuhan dari ISIS.
Sumber: BBC